Anak perawan berkebaya
Bersenandung sambil menuai padi
Menunggu kembali kekasih
Terlihat dalam sinar matanya rindu
Anak jejaka mengembara
Langlang buana mencari kesempatan
Berkarya, berbakti, mengabdi
Bagi negeri tanah tumpah darah
tercinta...
Betapa indah
Mimpi-mimpi yang tergambar
di bayangan
Anak perawan terkesima
Membaca surat bersampul biru muda
Jantung pun seperti terhenti
Bibir terkatup air mata berlinang
Anak jejaka patah arang
Melambung dan terbanting di batu karang
Ternyata begitu sulitnya
Menanggulangi petaka
yang berutun
datang...
Dia yang gagal
Meraih mimpi-mimpi yang indah
gemerlapan...
Ebiet G. Ade, Tokoh-tokoh, 1982.
No comments:
Post a Comment